Menjadi teladan bagi kita ummat mukminin khususnya yang menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala yang menjadi larangannya yang bersumber dari Alqur'an dan Hadist Shahih.
Khutbah ini sangat cocok pada akhir Jum'at pada bulan ramadhan semoga bermanfaat kepada anda yang menjadikannya referensi atau anda senang membaca tentang Islam silahkan.
KHUTBAH PERTAMA
Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah
atas segala nikmatNya. Kita bersyukur telah melewati sebagian besar dari bulan
yang mulia, yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang memiliki begitu banyak keutamaan
dan disyariatkan di dalamnya berbagai macam ibadah yang mulia. Semoga Allah
menerima segala amal kebaikan kita di dalamnya, baik berupa puasa, qiyamul
lail, qiraatil qur’an, shadaqah dan amalan yang lainnya. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada panutan kita, Nabi Muhammad, shalallahu ‘alaihi
wassallam, dan kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai hari kiamat
kelak.
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Tidak lupa pada kesempatan yang
berbahagia ini, melalui mimbar jum’at yang mulia ini khatib mewasiati diri dan
jama’ah sekalian untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dengan
ketaqwaan yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya ketaqwaanlah sebaik-baik bekal
baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman,
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
(Al Baqarah: 197)
Dalam sebuah hadistnya Rasulullah bersabda, Sesungguhnya
setiap amalan itu tergantung penutupnya [HR Bukhari no. 6012]. Untuk itu
pada kesempatan berbahagia ini khatib ingin menyampaikan beberapa nasehat yang
hendaknya diperhatikan kaum muslimin di penghujung bulan yang mulia ini.
Pertama, Meningkatkan Ibadah
Kegiatan Rasulullah saat diawal bulan Ramadhan
sama seperti bulan-bulan sebelumnya, tetapi begitu memasuki supuluh hari
terahir di bulan Ramadhan beliau mulai mengikatkan tali pinggangnya
(bersungguh-sungguh) beribadah dalam ibadah. Beliau iktikaf, qiyamul lail dan
melakukan amalan lainnya. Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bahwasanya
Rasulullah apabila masuk kesepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan kain
sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR.
Muttafaq’alaihi)
Dan demikian juga para sahabat dan kaum salafus
shalih setelahnya, mereka menjadikan penghujung ramadhan untuk fokus beribadah.
Mereka puasa di siang hari, dan bangun berdiri dimalam hari untuk qiyamul lail.
Jauh sekali perbandingannya dengan kaum muslimin di saat ini, menjelang
Ramadhan berakhir masjid masjid semakin sepi, jama’ah shalat fardhu dan tarawih
semakin berkurang. Sebalikknya pasar-pasar semakin rame, mall dan pusat
perbelanjaan lainnya semakin membludak pengunjungnya. – Allahu musta’an-
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Kedua, Istiqomah
Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah
adalah amalan yang istiqomah [HR Muslim no. 783]. Jangan sampai menjadikan
amalan Ramadhan hanya sebagai amalan musiman. Dengan berakhirnya Ramadhan bukan
berarti berakhir pula segala amalan kita. Hendaknya kita senantiasa menjaga
shalat dan ibadah kita lainnya baik yang wajib maupun yang sunnah. Masih banyak
puasa sunnah di luar ramadhan seperti puasa syawal, 3 hari tiap bulan, senin
kamis dan lainnya. Semoga kita senantiasa beribadah sampai datangnya ajal.
Allah berfirman, “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin
(yakni ajal).” (Al Hijr: 99)
Ketiga, Menghidupkan Tuntunan Rasulullah
Sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam, karena ia adalah qudwah
hasanah kita dalam segala hal. Allah berfirman,
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu. (al Ahzab: 21)
Dan juga karena semua amalan hanya akan diterima
jika memenuhi dua syarat yaitu ikhlash kepada Allah dan sesuai
tuntunan Rasulullah. Untuk itu hendaknya kita berusaha menghidupkan
tuntunan Rasulullah dalam segala hal. Berikut secara ringkas tuntunan
Rasulullah di penghujung Ramadhan dan saat berhari raya.
Tuntunan Rasulullah di penghujung Ramadhan
Diantara
petunjuk rasulullah di penghujung bulan Ramadhan adalah iktikaf, apalagi
disepuluh malam yang terakhir. ‘Aisyah berkata,”Rosululloh shallallahu
‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf di sepuluh hari terakhir pada bulan Romadhon.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Carilah malam lailatul
qodar di sepuluh hari terakhir bulan Romadhon [HR Bukhori no. 2020].
Diantara
petunjuk rasulullah di penghujung Ramadhan adalah mengeluarkan zakat. Abdullah
bin Umar radliyallahu `anhuma telah menyatakan: “Diwajibkan oleh
Rasulullah shalallahu `alaihi wa alihi wa sallam untuk mengeluarkan zakat
fitrah sejumlah satu sha’ dari kurma, atau satu sha’ dari gandum.
Kewajiban ini dibebankan atas hamba sahaya dan orang merdeka, laki-laki dan
perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan kaum Muslimin. Dan
diperintahkan untuk ditunaikan zakat itu sebelum orang keluar dari rumah mereka
untuk menunaikan shalat Ied.” [Bukhari no. 1503]
Jama’ah
ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Tuntunan
Rasulullah di saat Hari Raya Iedul Fitri
Pertama, Banyak mengucapkan takbir, terutama saat keluar dari rumah menuju mushola (tanah lapang) sampai shalat ied dilaksanakan. berfirman, Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185)
Kedua,
Bersuci dengan mandi untuk hari raya, berdasarkan atsar dari Ibnu Umar
Ketiga,
Makan pada hari raya ‘Idul Fitri sebelum melaksanakan sholat, hal ini
berdasarkan hadits dari Anas bin Malik beliau berkata, “Adalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat pada hari ‘Idul Fitri sampai
beliau memakan beberapa butir kurma.” (HR. Bukhari)
Keempat,
berhias dan mempercantik diri dengan memakai pakaian yang terbaik yang ada
serta memakai minyak wangi dan bersiwak
Kelima,
disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, tenang dan santai ke musholla, dan
pulang melewati jalan yang lain [HR. Bukhari no 986]
Keenam,
Menampakkan kebahagiaan di hari raya. Berdasarkan hadist riwayat Bukhari dan
Muslim, dimana Rasulullah berkata pada Abu Bakar, “Wahai Abu Bakar, setiap
kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita” saat itu seolah Abu
Bakar mengingkari dua anak perempuan kecil yang bernyanyi karena bahagia di
hari raya.
KHUTBAH KEDUA
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bahwasanya
Rasulullah apabila masuk kesepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan kain sarungnya,
menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR.
Muttafaq’alaihi)
Pada khutbah yang kedua ini khatib hanya ingin
meringkas apa yang telah disampaikan di dalam khutbah yang pertama tadi. Yang
pertama yaitu mari kita tingkatkan amalan di penghujung Ramadhan ini. Dan
hendaknya kita beristiqomah dengannya meskipun Ramadhan telah berlalu, baik
berupa amalan shalat,puasa, zakat dan amalan lainnya. Yang kedua, hendaknya
kita berusaha menerapkan tuntunan Rasulullah di penghujung ramadhan ini, di
hari Raya dan di segala amalan yang kita kerjakan.
Kiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan berbahagia ini, Semoga Allah memberi karunia pada kita hingga bisa istiqomah di penghujung bulan Ramadhan ini dan bulan-bulan setelahnya. Semoga kita menjadi hamba yang selalu beribadah kepada Allah sampai datang kematian. Amien.
Selesai
Semoga khutbah khsusus akhir ramadhan ini menjadi manfaat besar sebagai referensi anda dalam berkhutbah anda bebas menambahkan ayat Al Qur'an yang relevan dengan isi khutbah ini tentunya menjadikan ummat kita sebagai jalan menuju syurga. Aminnn...
Mohon maaf jika ayatnya kurang lengkap silahkan ambil referensi dalam Al-Qur'an.
Source : Ust. Farif Sadakoh, M. Pdi
Tags : Khutbah akhir ramadhan terbaru, Download contoh Khutbah jumat akhir Ramadhan update,