Sabtu, 18 Juni 2016
Silahkan

Cerita Kisah Penurunan Derajar Diri Pada Wanita. KE MANA JILBAB LEBARNYA?

Cerita ini diambil dari seorang Teman yang menceritakan ketika bertemu seorang sekelas saat ngampus dahulu yang begitu alim dan terlihat sangat muslimah banget. Namun kini dia berubah mungkin saja benih-benih cinta si teman ini dahulu ada pada dia hehehe terbukti sampai saat ini masih memperhatikannya, namun mungkin sudah pupuslah harapannya dia tidak seperti dahulu lagi, itulah laki-laki sebenarnya lebih menyukai wanita yang baik karena kata kunci ini "Carilah Jodoh yang baik untuk keturunan yang baik pula".

Berikut ini cerita lengkapnya: 
Melhat teman lama yang dulu berjilbab rapat namun kini konsisten lebih “modis” dan minimalis, pertanyaan saya segera melayang: dikemanakan jilbab lebar semasa mahasiswi dulu ya? Sungguh sayang bila jilbab yang dulu membalut rapat kini teronggok dalam kopor tua dan tidak ingin dijamah. Semoga memegangnya kini tidak bak berasa membuka kenangan pahit di era “kejahilan”.


Pilihan berjilbab dengan lebar ataukah mengecil terkadang bukan semata karena kesadaran diri hasil sebuah refleksi mendalam. Ada yang karena kebutuhan di kantor awalnya, lambat laun menikmati dan jadilah kian mengecil busana jilbab penutup kepala. Ada juga yang demi studi di mancanegara, keasyikan hingga pulang ke negeri sendiri. Seolah Indonesia pun layak masuk kondisi darurat yang membolehkan lebih longgar dalam syarat berjilbab.

Bisa pula karena pergulatan dalam rumah tangga. Ada yang suaminya meminta mengecilkan jilbab lebarnya. Bisa saja suaminya dulu sesama aktivis tapi makin “tercerahkan” dengan dunia sehingga mau “menerima realita”. Bisa pula lantaran si suami beragama ala kadar tapi si perempuan dulu menyangka mampu mendakwahi. Alih-alih si suami makin islami dalam berbusana, si istrinyalah yang akhirnya terwarnai. Seorang teman alami ini; dari dulu seorang pengader organisasi mahasiswa Islam, perlahan-lahan melepas semua jilbab, syukurnya belakangan kembali berjilbab meski tidak serapat dulu.

Pergulatan juga bisa karena soal konflik keluarga. Pisah dengan suami kadang memunculkan aksi penanda beda. Karena si suami tetap berislam dalam simbol, istri yang minta dicerai nekat berubah drastis. Kasus lepas jilbab drastis seorang komposer musik dan penyanyi bertalenta pernah kita dengar bukan? Seorang teman juga alami ini.

Yang menyesakkan juga adalah pengecilan jilbab kadang ada contoh dari tokoh anutan. Si fulan sebagai anutan makin kecil jilbabnya. Katanya atas nama dakwah, dan toh sudah memenuhi kriteria menutupi dada. Dalih yang logis ataukah sekadar cari-cari alasan demi ikuti tren? Wallahu’alam, yang jelas banyak perempuan yang sudah berumur dalam dakwah pun mengecilkan jilbabnya dengan cara semacam itu padahal dia dulu dikenal taat syariat dalam berjilbab.

Baiklah, apa pun alasannya untuk mengecilkan dan/atau marapat s3ksikan jilbab, ke mana jilbab lebar yang dulu dipakai anggun? Bagaimana pula perasaan hati ini melihat kembali? Sedih, terkenang, atau malu atas kesalahan berpuritan?
Sumber Cerita dari Facebook Seorang Teman : Facebook.com/Fachriahmadfausan 

Kesimpulan Cerita adalah perubahan seorang wanita sangatlah tidak masuk akal ketika dahulunya dengan mengenakan pakaian sesuai syariat Islam berarti tau tentang hal itu namun kemudian merubah gaya hidupnya menjadi tampil berlebihan sehingga memaksa pandangan laki-laki. Masya Allah. dan itu artinya dia menurunkan derajat dirinya dari baik ke tidak baik. Patut dipahami bahwa taubat adalah memperbaiki diri dan tidak kembali lagi kejalan yang tidak dibenarkan. wallahu a'lam Hanya Allah yang tau segalanya. Patut di BAGIKAN semoga mukminin dijejaring sosial bisa memahaminya.