Senin, 16 Mei 2016
Silahkan

Bolehkah Dalam Islam MENCIUM "AnuNYA" Suami/Istri Sendiri, Ini Jawabannya

Dalam suami istri tidak ada batasan dalam saling mengbahagiakan namun perlu diketahui bahwa harus tetap sesuai syariat Islam yang shahih. Dalam ikatan suami istri memang sangat pentingnya mempelajari aturan-aturannya meskipun sangat terbilang hal yang aneh jika orang lain ketahui namun ini penting diketahui dalam ajaran agama kita bagaimana saling memperlakukan antara suami dan Istri, yang pada intinya adalah sama-sama senang dan bahagia.

Dalam firman Allah Swt dalam Surah Al Baqarah Ayat 187 memang telah dijelaskan yang menerangkan yang artinya:
“Para istri kalian adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi istri kalian.” (Q.S. Al-Baqarah:187)


Selain itu juga dalam Firman Allah Swt Surah Al Baqarah Ayat 223 menjelaskan yang artinya:
“Para istri kalian adalah ladang bagi kalian. Karena itu, datangilah ladang kalian, dengan cara yang kalian sukai.” (Q.S. Al-Baqarah:223)
Hanya saja, ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Menjauhi cara yang dilarang dalam syariat, di antaranya: 

1. Menggauli istri di duburnya; 
2. Melakukan hubungan badan ketika sang istri sedang “datang bulan”. 

Kedua perbuatan ini termasuk dosa besar. Hendaknya dalam koridor menjaga adab-adab Islam dan tidak menyimpang dari fitrah yang lurus.
Tentang mencium atau menjilati kemaluan pasangan, tidak terdapat dalil tegas yang melarangnya. Hanya saja, perbuatan ini bertentangan dengan fitrah yang lurus dan adab Islam. 
Betapa tidak, kemaluan, yang menjadi tempat keluarnya benda najis, bagaimana mungkin akan ditempelkan di lidah, yang merupakan bagian anggota badan yang mulia, yang digunakan untuk berzikir dan membaca Alquran?

Oleh karena itu, selayaknya tindakan tersebut ditinggalkan, dalam rangka:
Menjaga kelurusan fitrah yang suci dan adab yang mulia.
Menjaga agar tidak ada cairan najis yang masuk ke tubuh kita, seperti: madzi.
Ini semua merupakan bagian dari usaha menjaga kebersihan dan kesucian jiwa. Allah berfirman,
“Sesungguhnya, Allah mencintai orang yang bertobat dan mencintai orang yang menjaga kebersihan.” (Q.S. Al-Baqarah:222)
Maksud ayat adalah Allah mencintai orang menjaga diri dari segala sesuatu yang kotor dan mengganggu. Termasuk sesuatu yang kotor adalah benda najis, seperti: madzi. Sementara, kita sadar bahwa, dalam kondisi semacam ini, tidak mungkin jika madzi tidak keluar. Padahal, benda-benda semacam ini tidak selayaknya disentuhkan ke bibir atau ke lidah. Allahu a’lam. Hanya Allah yang maha tahu tentang semuanya.

Mungkin demikian penjelasan penting dalam suami/istri tak ada batasnya untuk kita mengetahui syariat Islam namun jangan pernah membenarkan suatu hal, jika tidak ada dalil yang jelas tentang hal tersebut. Semoga bermanfaat Amin.

Sumber : Hikmah Ceramah Abdu Muhammad