Jumat, 15 April 2016
Silahkan

Kisah Perjalanan Rasulullah SAW ke Thaif

Kisah Perjalanan Rasulullah SAW ke Thaif - Nabi Muhammad SAW utusan Allah yang menyampaikan pintu jalan kebaikan, Bisa dibayangkan bahkan ilmu yang dimilikinya tak sebanding ilmu kita hingga ada saat ini. Bahkan untuk memperjuangkan Islam memiliki banyak tantangan yang dihadapi dalam memperjuangkan Agama Islam.

Kisah Perjalanan Rasulullah SAW ke Thaif - Mungkin sedikit membuat hati kita teharu kepada Nabi Muhammad dalam kisahnya saat perjalannya ke Thaif berikut ini ceritanya: 

Selama sembilan tahun sejak kerasulan, Nabi Muhammad SAW telah berusaha menyampaikan ajaran Islam dan mengusahakan hidayah serta perbaikan kaumnya di Mekkah, namun sangat sedikit yang menerima ajakan beliau, kecuali orang-orang yang sejak awal telah masuk Islam. Selain mereka, ada orang-orang yang  belum masuk islam, akan tetapi siap membantu Rasulullah  SAW. Dan kebanyakan orang-orang kafir Mekkah selalu menyakiti dan mempermainkan beliau dan para sahabat beliau.

Abu Thalib termasuk orang yang belum masuk Islam, namun sangat mencintai Nabi Muhammad SAW. Ia akan melakukan apa saja yang dapat menolong beliau. Pada tahun kesepuluh kenabian, ketika Abu Thalib meninggal dunia, kaum kuffar semakin berkesempatan untuk mencegah perkembangan Islam dan menyakiti kaum muslimin.

Rasulullah SAW pun pergi ke Thaif. Di sana ada suatu kabilah bernama Tsaqif, yang sangat banyak anggotanya. Beliau berpendapat, jika mereka memeluk Islam, kaum muslimin akan terbebas dari siksaan orang-orang kafir tersebut, dan akan menjadikan kota itu sebagai pusat penyebaran Islam.

Setibanya di Thaif, Nabi Muhammad SAW langsung menemui tiga orang kokoh masyarakat dan berbicara dengan mereka agar membantu Rasulullah SAW. Namun bukan saja menolak, bahkan bangsa Arab yang terkenal dengan adatnya yang sangat menghormati, itu pun tidak mereka lakukan. Bahkan mereka menjawab dengan terang-terangan dan menerima beliau dengan sikap yang sangat buruk. Mereka menunjukan perasaan tidak suka dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW pada mulanya, beliau berharap agar kedatangan beliau kepada tokoh masyarakat itu akan disambut dengan baik dan sopan. Ternyata sebaliknya, di antara mereka ada yang berkata, “Wahai, kamukah orang yang dipilih oleh Allah sebagai Nabi-NYA?”, yang lain berkata, “Tidak adakah orang selain kamu yang lebih pantas dipilih oleh Allah sebagai Nabi?”, yang ketiga berkata, “Aku tidak mau berbicara denganmu, sebab jika kamu memang seorang Nabi seperti pengakuanmu, lalu aku menolakmu, tentu itu tidak mendatangkan bencana. Dan jika kamu berbohong, aku tidak ingin berbicara dengan orang seperti itu.”



Selain itu, dengan perasaan kecewa terhadap mereka, Nabi pun berharap dapat berbicara dengan orang-orang selain mereka. Inilah sifat Nabi Muhammad SAW yang selalu bersungguh-sungguh, teguh pendirian, dan tidak mudah putus asa. Ternyata tidak seorang pun di antara mereka yang bersedia menerima beliau. Bahkan mereka membentak beliau dengan berkata, “Keluarlah kamu dari kampung ini! Pergilah kemana saja yang kamu sukai!”

Ketika Nabi Muhammad SAW sudah tidak dapat mengharapkan mereka dan bersiap-siap akan meninggalkan mereka, mereka menyuruh anak-anak kita tersebut mengikuti Nabi Muhammad SAW, lalu mengganggu, mencaci, serta melemparinya dengan bantu, sehingga sandal beliau berlumuran darah. Dalam keadaan seperti inilah Nabi Muhammad SAW meninggalkan Thaif. Ketika pulang, beliau menjumpai sebuah tempat yang dianggap aman dari kejahatan mereka. Beliau berdoa kepada Allah SWT,

“Ya Allah, kepada-Mu lah ku adukan lemahnya kekuatanku, kurangnya upaya ku, dan kehinaan ku dalam pandangan manusia. Wahai yang Maharahim dari sekalian raahimin, Engkaulah Tuhannya orang-orang yang merasa lemah, dan Engkaulah Tuhanku, kepada siapakah Engkau serahkan diriku. Kepada orang asing yang memandang ku dengan muka masam atau kepada musuh yang Engkau berikan segala urusanku, tiada keberatan bagiku asalkan Engkau tidak marah kepadaku. Lindungan-Mu sudah cukup bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dengan nur wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan, dan dengannya menjadi baik dunia dan akhirat, dari turunnya murka-Mu kepadaku atau turunnya ketidak ridhaan-Mu kepadaku. Jauhkanlah murka-Mu hingga Engkau ridha. Tiada daya dan upaya melainkan dengan-Mu.”

Allah SWT, penguasa seluruh alam pun memperlihatkan keperkasaan-Nya. Demikian sedih doa Nabi SAW, sehingga Jilbril A.S datang untuk memberi salam kepada beliau dan berkat, “Allah mendengar perbincanganmu dengan kaummu, dan Allah pun mendengar jawaban mereka, dan dia mengutus kepadamu malaikat penjaga gunung agar siap melaksanakan apapun perintahmu kepadanya.”

Malaikat itu pun datang dan memberi salam kepada Nabi Muhammad SAW seraya berkata, “Apapun yang engkau perintahkan akan kulaksanakan. Bila engkau suka, akan kubenturkan kedua gunung di samping kota ini sehingga siapa saja yang tinggal di antara keduanya akan hancur binasa. Jika tidak, apapun hukuman yang engkau inginkan, aku siap melaksanakannya.”

Rasulullah SAW yang bersifat pengasih dan mulai ini menjawab, “Aku hanya berharap kepada Allah, seandainya saat ini mereka tidak menerima Islam, semoga kelak keturunan mereka akan menjadi orang-orang yang beribadah kepada Allah.”

Hikmah kisah :

Demikianlah ahlak Nabi Muhammad SAW yang mulia. Anda sekalian mengaku sebagai pengikutnya, namun ketika ditimpa sedikit kesulitan atau celaan, langsung marah, bahkan menuntut balas seumur hidup. Kezhaliman dibalas kezhaliman, sambil terus mengaku bahwa kita adalah umat Nabi Muhammad SAW. Padahal pengakuan itu, seharusnya segala tingkah laku kita mengikuti beliau. Jika mendapat kesulitan dari orang lain, Nabi Muhammad SAW tidak pernah mendoakan keburukan dan tidak pernah berkeinginan menuntut balas.


Sungguh Agama yang sempurnah dan Nabi Muhammad Adalah utusan Allah Dia memiliki akhlak yang tiada tara baiknya bahkan selalu berbuat kebaikan meskipun orang itu orang yang paling sangat membencinya, mampukan anda berprilaku demikian?. Mungkin dengan membaca kisah - kisah Nabi dalam memperjuangkan Agama Islam memberikan kita motivasi untuk memelihara akhlak kita kejalan kebajikan Insya Allah. Aminnn....