Hadits kontropersional yang membuat kita merasa bersalah, Yakinkah kuat? - Dalam agama Islam memiliki aturan dan petunjuk dalam hidup didunia hingga akhirat bahkan menjelaskan tentang kejadian di muka bumi yang akan datang dan semua itu telah terbukti itu adalah Al-Qur'an. Namun dalam Islam bukan hanya al-Qur'an yang menjadi tuntunan hidup ummat manusia namun juga ada yang dinamakan sunnah rasul atau juga disebut dengan Hadits. hadits merupakan cerita tentang kegiatan Nabi yang didalamnya dijelaskan dengan rinci.
Hadits bersumber dari Anas Bin Malik radiyalahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Siapa yang shalat jamaah selama 40 hari dengan mendapatkan takbiratul ihram maka dia dijamin bebas dari dua hal, terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan"
Status kekuatan Hadits berdasarkan pendapat ulama:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad 12583, Turmudzi 241, dan yang lainnya. Ulama berbeda pendapat tentang keabsahannya. Sebagian menhasankan dan sebagian menilainya lemah. Dalam Fatwa Islam dinyatakan bahwa,
Hadits ini dinilai lemah oleh beberapa ulama masa silam dan mereka beralasan statusnya mursal. Dan dihasankan oleh sebagian ulama mutaakhirin.
Kemudian, terdapat dalam riwayat lain dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Apabila kalian melihat ada orang yang terbiasa pulang pergi ke masjid, saksikanlah bahwa dia orang mukmin. Allah berfirman,“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah.” (at-Taubah: 18). (HR. Ahmad 11725, Turmudzi 2617, Ibnu Majah 802 dan dinilai lemah oleh al-Albani)"
Hadits yang berbicara masalah ini, statusnya memang bermasalah. Hanya saja, tingkatan lemahnya ringan. Dan sebagian ulama membolehkan berdalil dengan hadits lemah dalam masalah fadhilah amal, yang di sana tidak ada unsur hukum.
Dalam Fatwa Islam dinyatakan bahwa :
Tidak diragukan bahwa semangat untuk mendapatkan takbiratul ihram, selama rentang masa ini merupakan tanda betapa dia adalah orang yang kuatnya agama. Selama hadits tersebut ada kemungkinan shahih, maka diharapkan bagi orang yang semangat mengamalkannya, dia akan dicatat mendapatkan keutamaan yang besar itu. Minimal yang diperoleh seseorang dengan melakukan hal itu, dia bisa mendidik dirinya untuk menjaga syiar islam yang besar ini. Allahu a’lam.
Islam memang agama yang terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dan disampaikan kepada ummat manusia, yang membuat hadits adalah para sahabat Nabi Muhammad Saw yang melihat kegiatan apa saja yang dilakukan Rasullullah di kehidupannya sehari-hari maka tidak mungkin ada pertentangan diantara banyaknya hadits namun yang perlu kita dekatkan diri kepada Allah Swt melaksanakan segala yang diamanatkan manusia namun menghindari dari segala larangan yang ada di dalamnya. Namun kita sebagai ummat manusia selalu meminta pertolongan kepada Allah Swt untuk diberikan petunjuk agar selalu dekat kepadanya. Amin...
Hadits bersumber dari Anas Bin Malik radiyalahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Siapa yang shalat jamaah selama 40 hari dengan mendapatkan takbiratul ihram maka dia dijamin bebas dari dua hal, terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan"
Status kekuatan Hadits berdasarkan pendapat ulama:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad 12583, Turmudzi 241, dan yang lainnya. Ulama berbeda pendapat tentang keabsahannya. Sebagian menhasankan dan sebagian menilainya lemah. Dalam Fatwa Islam dinyatakan bahwa,
Hadits ini dinilai lemah oleh beberapa ulama masa silam dan mereka beralasan statusnya mursal. Dan dihasankan oleh sebagian ulama mutaakhirin.
Kemudian, terdapat dalam riwayat lain dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Apabila kalian melihat ada orang yang terbiasa pulang pergi ke masjid, saksikanlah bahwa dia orang mukmin. Allah berfirman,“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah.” (at-Taubah: 18). (HR. Ahmad 11725, Turmudzi 2617, Ibnu Majah 802 dan dinilai lemah oleh al-Albani)"
Hadits yang berbicara masalah ini, statusnya memang bermasalah. Hanya saja, tingkatan lemahnya ringan. Dan sebagian ulama membolehkan berdalil dengan hadits lemah dalam masalah fadhilah amal, yang di sana tidak ada unsur hukum.
Dalam Fatwa Islam dinyatakan bahwa :
Tidak diragukan bahwa semangat untuk mendapatkan takbiratul ihram, selama rentang masa ini merupakan tanda betapa dia adalah orang yang kuatnya agama. Selama hadits tersebut ada kemungkinan shahih, maka diharapkan bagi orang yang semangat mengamalkannya, dia akan dicatat mendapatkan keutamaan yang besar itu. Minimal yang diperoleh seseorang dengan melakukan hal itu, dia bisa mendidik dirinya untuk menjaga syiar islam yang besar ini. Allahu a’lam.
Islam memang agama yang terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dan disampaikan kepada ummat manusia, yang membuat hadits adalah para sahabat Nabi Muhammad Saw yang melihat kegiatan apa saja yang dilakukan Rasullullah di kehidupannya sehari-hari maka tidak mungkin ada pertentangan diantara banyaknya hadits namun yang perlu kita dekatkan diri kepada Allah Swt melaksanakan segala yang diamanatkan manusia namun menghindari dari segala larangan yang ada di dalamnya. Namun kita sebagai ummat manusia selalu meminta pertolongan kepada Allah Swt untuk diberikan petunjuk agar selalu dekat kepadanya. Amin...